Font

Welcome in My Land Have Fun and Enjoyed -Diah A. Pratiwi-

Rabu, 09 Januari 2013

Diah A. Pratiwi - Sajak Mencintaimu


Diah A. Pratiwi

Sajak Mencintaimu


I
Cintaku padamu,
Seumpama embun-embun di pagi hari.
Menemani rerumputan, daun-daun, juga derap kaki bocah-bocah pelangi.
Tak perduli mimpi atau jeruji besi, cintaku kan terus ada
Mengalir dari bola matamu yang indah,
Yang memancarkan cahaya yang mempersilahkanku melihat dunia.

Mungkin cintaku padamu,
Mencandu hingga lurung urat biru.
Mengalir bersama darahku, berhembus dalam rongga dan paru-paru.
Mengendap, diam-diam menghisap, membangun persinggahan dihatiku,
Menanam benih dalam pikiranku, lama-lama menyusutkan tubuhku.
Tapi aku rela,
Aku rela jika harus mati ditanganmu mati karena cintaku padamu.

II
Sudah habis musim kemarau.
Cintaku padamu,
Masih lekat bagai lumut dalam sela-sela tengkorakku.
Akankah cintaku hilang dari pandanganmu.
Akankah cintamu menyadarkanku akan cintaku yang membuat hilaf pada waktu.
Bahkan waktu tak mampu menembus masa-masaku.
Masa aku mencintaimu.

Waktuku yang semasa jagung,
Habis dengan untuk mencintaimu.
Nafas-nafas sesakku habis hanya dengan merindukanmu.
Kau yang menghidupkanku,
Tak setetes sesal pun kurasa, meski akhirnya kau juga yang mematikanku.
Dengan cinta,
Dan karena cintaku padamu.

III
Hingga nafas tak lagi setia,
Detak jantung tak lagi berirama.
Bahkan darahku telah habis kau hisap,
Aku masih bahagia,
Aku masih setia, mencintaimu tanpa ada kata jeda.

Walau ragaku tersimpan jauh dalam peti,
Airmataku telah habis untuk meniti,
Namun aku bahagia,
Kau masih ada dalam hati, terlelap dan menjaga benih cinta yang kau tanamkan sepenuh hati.

IV
Cintaku padamu,
Lebih jingga dari senja.
Lebih betah dari waktu, lebih panjang dari riwayat cinta di bumi.

Mencintaimu,
Kunikmati bagai secawan anggur.
Seindah mimpi, seperih mati.

Cianjur, 25 Juli 2011






note : sajak ini pernah di muat dalam Majalah Sastra Horison.